READ MORE - Mahameru
Biografis Ds. Lebakbarang
a. Batas-batas wilayah Lebakbarang
v Sebelah utara : Desa Mendolo
v Sebelah selatan : Desa Sidomulyo
v Sebelah barat : Desa Kutorembet
v Sebelah timur : Desa Bantarkulon
b. Luas Desa
Luas Desa Lebakbarang adalah 139,8 Ha. Suhu rata-rata adalah 250 C, dengan dua perubahan musim, yakni musim penghujan dan musim kemarau. Desa Lebakbarang dilewati aliran sungai dan dikelilingi oleh kawasan hutan pinus.
c. Orbitrasi
Orbitrasi merupakan jarak dari pusat pemerintahan, meliputi:
v Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan :0,1 km
v Jarak dari ibukota kabupaten : 21 km
v Jarak sari ibukota propinsi : 145 km
d. Pembagian Wilayah
Desa Lebakbarang terbagi dalam 6 wilayah yang disebut dengan dusun. Setiap dusun dipilih oleh seorang kepala dusun.
Tabel 1. Pembagian dusun Desa Lebakbarang
No. | Dusun | Kepala Dusun | Jumlah RT |
1. | Karanggondang | Saronto | 3 |
2. | Tropong | Ramidi | 1 |
3. | Sonje | Sumiyaati | 3 |
4. | Pandansari | Rusdi | 3 |
5. | Pesanggrahan dan Cembang | Moh. Yoni | 4 |
6. | Montong | Suyud | 5 |
Sumber: Data Monografi Desa Lebakbarang, per Agustus 2009
Label: biografis
Monumen Lebakbarang, jejak perjuangan pejuang
Saksi sejarah perjuangan tahun 1947 Slamet Sukadio, Kamis (19/7), menceritakan, pada bulan Juli 1947, tentara Belanda yang diboncengi NICA, kembali menjajah Indonesia. Kekuatan pemerintah tidak mampu menghadapinya. Maka pemerintah Karesidenan Pekalongan, terdesak dan mengungsi di Lebakbarang.
Para pejabat Karesidenan Pekalongan yang mengungsi ke Lebakbarang di antaranya, Residen Pekalongan Wali Al-Fatah, Asisten Residen Soedjono, Sekretaris Residen Agoes Miftah, Bupati Pekalongan M Soerodjo, Patih Pekalongan Soeprajitno, Sekretaris Bupati Pekalongan Moechidin, dan Wali Kota Pekalongan R Soepeno. “Para pejabat ini berjalan kaki selama 5 jam menelusuri jalan setapak ke Lebakbarang,” tuturnya.
Gugur
Selama kurang lebih satu bulan, para pejabat itu menempati rumah pesanggrahan milik warga Belanda bernama Thomas dan rumah-rumah penduduk setempat. Keberadaan pemerintahan darurat di Lebakbarang akhirnya diketahui pasukan Belanda yang kemudian melakukan serangan secara mendadak.
“Dalam serangan itu, dua staf Karesidenan Pekalongan gugur yakni Soekatyo dan Soekono. Pejabat pemerintah kemudian mengungsi ke sebelah selatan, seperti di Desa Tembelanggunung, Pamutuh, Depok, dan Wonosido. Sejak saat itu, pejuang terus melakukan serangan gerilya pada pasukan Belanda,” kenangnya.
Untuk mengenang pejuangan mereka, Residen Pekalongan (Alm) Moehtar, pada tahun 1961 mengadakan napak tilas ke Lebakbarang dan mengusulkan pembangunan monumen juang di sana. Kali pertama, monumen dibangun berukuran tinggi 200 cm dan lebar alas 150 X 150 cm, di pinggiran jalan Mahameru depan musala Al-Ikhlas, Lebakbarang.
“Karena kondisi monumen rusak, diprakarsai panitia HUT Kemerdekaan RI tahun 1988, dibangunlah monumen berbentuk monas mini di belakang kantor kecamatan Lebakbarang yang dulunya taman bunga dengan ukuran tinggi 450 cm. Monumen ini diresmikan tahun 2003 oleh Bupati Amat Antono,” jelasnya. haw-skh
Label: Sejarah
Selamat Datang di Lebakbarang Village
kesantunan tutur dan budi pekerti merupakan tuntunan kita dalam menata perdesaan untuk menjadikan desa kami menjadi toladhan bagi 10 desa yang lain yang ada di kecamatan lebakbarang. Desa kami terbuka dalam mengelola dan menjalankan roda pemerintahan, serta ikut memberikan motivasi dan sumbangsi kerja nyata kita demi terciptanya masyarakat perdesaan yang majemuk. Religiusan desa lebakbarang menjadi pondasi kuat desa ini menata dan mengembangkan kearifan budaya lokal kita.
kami ajak semua lapisan masyarakat untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dan peningkatan kualitas masyarakat desa lebakbarang.
Amin.....
Label: Desa lebakbarang